Taken from here. |
"Sudahlah. Semua sudah terjadi."
Aku masih menatap jendela yang terbuka itu benci.
Padahal sahabatku masih punya mimpi: menjadi ksatria tangguh pelindung tertinggi.
Kenapa dia harus mengalami nasib seperti ini?
Kini kami undur diri. Korban meningkat dalam jumlah besar karena terperangkap zona nyaman kami sendiri: ketidakpedulian pemilik istana lama. Dan akan semakin besar jika kami tidak mengatur strategi.
"Senjata apa itu?"
Aku menggeleng lemah, makin miris setelah mengingat sahabatku yang sudah kehilangan kakinya.
Karena bubuk cokelat pekat itu.
"Ampas kopi ini ampuh sekali untuk mengusir semut, ya?" ujar pemilik istana baru pada seseorang di hadapannya.
A/N:
- 100 kata. Tidak termasuk judul dan catatan kaki.
- Artikel mengenai penggunaan ampas kopi sebagai pengusir semut bisa dilihat di sini.
- Diikutsertakan dalam #FF100Kata, dengan tema: #AmpasKopi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar