Selasa, 10 Desember 2013

Review: Our Story by Orizuka

Our Story
Penulis: Orizuka (@authorizuka)
Penerbit: Authorized Books
ISBN: 978 602 96884 1 9
Jumlah halaman: 240 hal
Blurp:

Masa SMA. Masa yang selalu disebut sebagai masa paling indah, tapi tidak bagi anak-anak SMA Budi Bangsa.
SMA Budi Bangsa adalah sebuah SMA di pinggiran ibukota, yang terkenal dengan sebutan SMA pembuangan sampah karena segala jenis sampah masyarakat ada di sana.
Preman. Pengacau. Pembangkang. Pembuli. Pelacur.
Masuk dan pulang sekolah sesuka hati. Guru-guru honorer jarang masuk dan memilih mengajar di tempat lain. Angka drop out jauh lebih besar daripada yang lulus.
Sekilas, tidak ada masa depan bagi anak-anak SMA Budi Bangsa, bahkan jika mereka menginginkannya.
Masa SMA bagi mereka hanyalah sebuah masa suram yang harus segera dilewati.
Supaya mereka dapat keluar dari status 'remaja' dan menjad 'dewasa'.
Supaya tak ada lagi orang dewasa yang bisa mengatur mereka.
Supaya mereka akhirnya bisa didengarkan.

Ini, adalah cerita mereka.

Our Story adalah buku keduabelas dari Kak Orizuka, yang terbit pada tahun 2010, dan aku baru beli sekarang (enggak ada yang nanyain juga).

Diceritakan Yasmine, cewek yang baru pulang dari Amerika setelah mendengar ibunya koma di Indonesia. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah di negara asing itu dan melanjutkannya di Indonesia.

Berhubung sang ayah tidak ada waktu untuk mengurusi urusan pindah sekolah Yasmine di Indonesia, jadilah beliau meminta tolong sahabat baiknya, Raymond, yang kemudian melemparkan hal ini pada tangan kanannya, Pak Haryo, untuk mengurus segala hal yang menyangkut kepindahannya. Sedikit keheranan karena sekolah yang disebut sebagai sekolah berstandar internasional oleh Pak Haryo, SMA Budi Bangsa, tidak sesuai ekspetasi Yasmine, lututnya pun terasa lemas ketika tahu bahwa orang kepercayaan sahabat baiknya itu 'salah dengar' nama sekolah.

Yasmine seharusnya dimasukkan ke SMA Bukti Bangsa, bukan SMA Budi Bangsa. Miris.


Tak mau merepotkan ayahnya yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan sang ibu, Yasmine pasrah. Dan harus menambah tingkat kepasrahannya itu ketika tahu bahwa SMA-nya adalah SMA Pembuangan Sampah. Hari-hari dirasakan Yasmine seperti neraka. Ditambah lagi dengan tingkah Nino yang bossy, karena dia memang bos di sekolah itu. Sampai Ferris akhirnya menyapanya dengan 'normal'.

Buku Our Story ini didedikasikan penulisnya kepada seluruh remaja Indonesia, yang muncul di tengah-tengah keprihatinannya terhadap berita miris tentang remaja Indonesia: bullying, narkoba, tawuran, seks bebas, dan lain sebagainya.

Menurutku buku ini tepat guna, dalam artian buku ini memang mengajarkan remaja untuk menjauhi hal-hal negatif seperti itu. Dan selain untuk remaja, tak ada salahnya jika para orang tua membaca buku ini. Diharapkan para orang tua bisa 'melek' atas kondisi-kondisi yang sedang berkembang di dunia muda-mudi.

Seperti biasa, plot Kak Orizuka ini tersaji dengan mengalir. Dan susah banget lepas dari buku ini kalau belum selesai. Ringan tapi meninggalkan jejak. Setiap membaca buku karangan Kak Orizuka, aku selalu ingat dua hal: Boys Before Flower dan film Jepang. Konflik-konflik dan penyelesaian yang diberikan selalu memenuhi ekspetasiku, yang kebanyakan memang seperti konflik yang terjadi di film Korea dan Jepang.

Ada beberapa hal yang agak kusayangkan di buku Kak Orizuka yang satu ini. Mulai dari peran yang seharusnya jadi tokoh utama yang ditampilkan secara nanggung dalam buku ini, dan ending-nya yang benar-benar ngegantung tanpa kejelasan. Tapi, overall, aku selalu suka karya-karya Kak Orizuka.

Dari segi desain cover, oke. Simpel tapi memikat. Tata letak rapi dan standar. Minimalis.

Banyak pesan moral yang ingin disampaikan Kak Orizuka dalam bukunya yang satu ini. Silakan serbu toko buku online, ya. Karena ini buku lama dan untuk di daerah Palembang, tidak ada lagi yang mejeng di raknya.


"The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams." - Eleanor Roosevelt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar