Rabu, 30 Oktober 2013

[Flashfiction] Maaf, Aku Lupa



“Dingin?”

“Hu um. Karena hujan, mungkin.”

Ryou menatap ke arah leher Akemi yang kosong, lalu dengan sigap melepaskan syal yang terkalung di lehernya.

“Pakai saja.”

Akemi melirik sekilas. Lalu senyuman tipis terlukis di wajahnya. “Terima kasih.”

Keduanya menatap ke arah jendela bis yang tengah membawa mereka. Tetesan air yang menyentuh kaca bis yang tengah melaju, membentuk goresan tersendiri. Cukup deras. Terlihat orang kini berlalu lalang seperti diburu. Berharap hujan tidak membasahi mereka lebih jauh.

Bis lalu berhenti di pemberhentian yang terdekat, di area Zojo-ji, Tokyo.

Udara mulai mendingin. Langit seperti sedih berkepanjangan. Alirannya makin berat, dan pekat.

Namun tidak mengurungkan niat keduanya.

Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Tak perlu waktu lama sampai mereka akhirnya menemukan nama itu.

Ryemi Yamada.

Angin seperti meliar, berhembus kencang. Rok lipit seragam sekolah Akemi, yang merupakan salah satu SMA favorit di Tokyo kini ikut melambai. Ryou memegangi payung kuat-kuat.

“Kau bawa hadiahnya, kan?” tanya Akemi sangsi. Ryou ini benar-benar pelupa kelas akut.

“Tenang saja. Aku sudah menaruhnya ke dalam tas,” Ryou tampak merogoh tas punggungnya dengan salah satu tangannya yang bebas, dan mengeluarkan boneka miniatur Barbie berukuran mini dan menaruhnya di samping Ryemi.

“Kalau saja, malam itu – “

“Maaf, aku lupa,” potong Akira. Mereka lalu mengatup kedua tangan masing-masing, berdoa. Berdoa pada Jizō Bosatsu, patung dewa pelindung anak-anak yang kini berada persis dekat nisan Ryemi, untuk melindungi mereka yang berada di sini.

Pemakaman janin.

“Aku lupa pakai pengaman malam itu. Kalau saja, aku tidak lupa. Ryemi tidak perlu seperti ini,” lanjut Ryou lagi. Dengan nada bersalah yang masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Tempat mereka yang terpaksa luruh karena nafsu.




A/N: Artikel mengenai pemakaman janin bisa diakses di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar