Dear Stilo,
Hari menjelang siang di sini, dan aku masih menyesal karena tidak jadi memesan buku-bukumu saat diskon besar-besaran waktu itu. Berhadiah pula. Salahkan dompetku yang waktu itu menggelepar kelaparan tiada isi.
Duh.
Orang bilang "Love starts with a simple hello". Dan aku mengamininya. Aku sudah cukup lama mengikuti Stiletto Book. Namun belum cukup berani untuk bertegur sapa dengan penerbitnya dan buku-buku terbitannya.
Melalui surat ini, kuberanikan diri untuk sekadar menyapa. Semoga Stilo berkenan untuk menanggapi sapaanku.
Apa kabar, Stilo? Semoga masih terus berjuang untuk mencerdaskan dan menyemangati perempuan-perempuan Indonesia melalui buku-bukumu.
Perkenalkan, aku Putri. Follower dari Palembang yang merangkap silent reader linimasa-mu.
Aku lupa bagaimana persisnya mengetahui keberadaan Stilo, yang jelas, dengan daftar following Twitter-ku yang di dominasi oleh hal-hal berbau kepenulisan, kurasa tidak sulit untuk menemukan Stilo, yang notabene-nya adalah penerbit besar.
Tertarik dengan namamu, yang diambil dari nama salah satu jenis sepatu yang digilai perempuan, aku sudah sedikit menduga bahwa tujuanmu pasti berkaitan dengan dunia perempuan. Sebagai salah satu dari milyaran perempuan di dunia ini, mengenalmu bagiku harus berada dalam daftar aktivitas dalam hidup yang sayang sekali untuk dilewatkan. Khususnya para penggemar literasi.
Ya, tapi lagi-lagi, sebagai mahasiswa yang masih harus bergantung pada orang tua berkaitan dengan isi dompet, aku lagi-lagi hanya bisa gigit jari di toko buku ketika banyak sekali buku bagus yang bertebaran.
Untuk memuaskan keingintahuanku lebih lanjut, I read your web and found out the interesting quote about stiletto shoes of yours:
"Strong women wear their pain like stilettos, no matter how much it hurts, all you see is the beauty of it."
Kutipan tersebut terasa cukup kuat bagiku untuk mulai membuka Goodreads dan membaca kesan-kesan pembaca terhadap buku-buku terbitan Stilo yang mendedikasikan buku terbitannya untuk para perempuan.
So, I started to fall in love with:
1. Seribu Kerinduan - Herlina P. Dewi
Sampulnya menggoda. Judulnya menusuk dan terkesan berlebihan. Namun berlebihan di sini sangat pas untuk menarik calon pembaca. Termasuk aku, calon pembaca yang kemudian hanya bisa mengira-ngira jalan ceritanya dari beberapa review di Goodreads. Well, tidak ada yang pernah puas dengan sekadar mengira. Lebih baik mengetahui faktanya langsung daripada berpijak pada yang tak pasti, kan?
2. The Marriage Roller Coaster - Nurilla Iryani
Perlu digarisbawahi bahwa aku belum menikah. Tapi review-review Goodreads cukup menggoda untuk membuka lembar-lembar buku ini. Sampulnya menarik. Tema yang diangkat cukup menarik walaupun sebenarnya sudah cukup banyak di pasaran. Tidak ada salahnya, kan, kalau aku mempelajari asam garam orang lain sebelum melangkah ke jenjang yang sama?
3. Pre Wedding Rush - Okke Sepatumerah
Another underline: aku belum menikah dan belum akan menikah. Lagi-lagi review Goodreads menggoda. Sesuai nickname penulisnya, sampulnya didominasi warna merah. Stilo benar-benar handal membius calon pembaca. Dan pembaca nampaknya juga tidak dikecewakan oleh buku yang satu ini. Does Stilo think this book worth of read by 21 years old girl like me? Hoping for a yes!
So, Stilo, biarkan aku mengucapkan sapaan resmi pertamaku padamu lewat surat ini. Aku sangat berharap buku-buku Stilo bisa terus mendedikaskan diri untuk mencerdaskan dan memberi semangat pada perempuan-perempuan yang ada di Indonesia, termasuk aku.
Semoga berkenan membalas surat ini dengan kabar baik.
With love,
Putri Kurnia Nurmala
---
Surat ini diikutsertakan dalam event Writing Contest: Surat untuk Stiletto Book.
Nama: Putri Kurnia Nurmala
E-mail: moshiimoshii13@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar