Senin, 27 Januari 2014

Review: Barcelona Te Amo by Kireina Enno

Barcelona Te Amo (Setiap Tempat Punya Cerita #2)
Penulis: Kireina Enno (@kireinaenno)
Penerbit: Bukune
Cetakan I: Jakarta, Februari 2013
Tebal: 266 halaman
Blurp:
Tadinya, musim panas selalu muram. Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah, ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin ketika menepis uluran tangan laki-laki itu.
Kesepian pun menghantamnya. Sepanjang La Rambla, angin menepi. Sayap-sayapnya membawa Katya menari di antara pilar-pilar Gothic Quarter yang sunyi. Membangkitkan rindu kepadanya, seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini. Menyambut genggaman tangannya. Di Placa de Catalunya, tempat merpati bercengkrama. Ketika matahari menyinari Barcelona. Dia bagai musim panas yang begitu indah. "Te amo," pelan ucap Katya. Akankah dia dengar?"

Katya Sadewi, yatim piatu yang menghabiskan waktunya di kediaman sang Paman. Ia merasa beruntung masih bisa memiliki Paman yang peduli dengannya, yang mau merawatnya. Hal itu menjadikan Katya anak yang penurut. Ia merasa harus tahu diri dengan keadaannya. Sikap yang penurut, baik dan tak pernah macam-macam, serta bakat melukisnya yang brilian itu menjadikannya kesayangan bagi sang Paman.

Ia tinggal bersama sepupunya, Alexandra, yang biasa dipanggil Sandra. Sebagai anak tunggal yang tak mempunyai ibu sejak kecil, tingkat kemanjaan Sandra terlampau ekstrem. Kebalikannya, tingkat melindungi Sandra itu juga terlampau jauh dimiliki Katya dan Evan. Evan dan Katya selalu ada untuk membereskan masalah yang dibuat Sandra, dan tidak pernah membuatnya ayah Sandra, sekaligus pamannya Katya, Prana, untuk tahu masalah yang dibuat anaknya. Mulai dari bolos sekolah hingga mengutil.

Evan adalah sahabat Katya dan Sandra yang selalu merangkul kedua bahu sahabat perempuannya itu. Mereka berdua merasa aman dan nyaman ketika berada di dekatnya. Sampai akhirnya Sandra berniat untuk menyatakan perasaannya pada Evan dan Evan menolaknya. Sandra mati-matian menyalahkan Katya atas kejadian yang menimpanya. Katya, yang sangat menyayangi keduanya, akhirnya memutuskan untuk mengiyakan tawaran pamannya untuk berkuliah di Barcelona, memulas bakat melukisnya dan, melupakan Evan.

Yang patut diacungi jempol dari novel kedua Kireina Enno ini adalah latar tempatnya yang detil. Dan setelah membaca novel ini, pastikan Barcelona ada di daftar tempat yang harus dikunjungi, karena penulisnya berhasil menjabarkan sisi keindahannya. Penggemar seni tentunya tidak akan melewatkan tempat seindah Barcelona.

Yang membuat greget lainnya adalah karakter tokoh yang bertolak belakang dan reaksi setelah membaca kegiatan para tokoh dengan karakter yang demikian terbaliknya. Sebagai pembaca, aku sempat dibuat kesal dengan karakter Katya yang terlalu naif (memang naif, sebenarnya) setelah diinjak-injak oleh sepupunya sendiri, Sandra, yang notabene-nya adalah peran antagonis.

Konfliknya ringan, ceritanya mengalir teratur, tersusun dengan rapi. Membaca buku ini seperti membayangkan sedang menyusun buku-buku ke dalam rak buku secara perlahan.

Kekurangannya, karakter Evan yang dianggap seperti angin lalu, padahal karakternya cukup mendominasi di awal cerita. Konflik yang membawa Evan ini kurasakan kurang mendalam dan nanggung. Begitu juga dengan kisah cinta Katya saat di Barcelona. Kurang mendalam dan dibawakan adem ayem saja. Bagi penyuka cerita cinta yang meledak-ledak, ini dirasakan agak kurang memuaskan.

Tapi, kisah cinta yang dibawakan di sini memang dikhususkan untuk orang dewasa yang tidak lagi meledak-ledak. Yang hanya butuh kehadiran, atau sekadar mendengarkan suara seseorang yang dicintai untuk sekadar merasa aman tanpa embel-embel apapun.

Ending-nya terkesan terburu-buru. Padahal karena konfliknya yang disusun sedemikian rupa itu, harusnya ada begitu banyak penyelesaian yang harus dijabarkan penulis untuk memuaskan pembaca di akhir buku. Namun pembaca harus puas dengan bundle-an ending.


Thanks to Arisan Buku Bukune yang sudah mengirimkan buku ini untuk Arisan Klub Buku Belapan dari Palembang!


2 komentar:

  1. hmm, makin penasaran sama buku ini. apalagi settingnya di barcelona :3

    BalasHapus